MIKROBA PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Mikroba Pada Spons Pencuci Piring
Bakteri
merupakan organisme mikroskopis. Bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak
dimana-mana, termasuk dalam tubuh kita ataupun benda-benda yang kita gunakan
setiap hari. Hal ini menyebabkan keberadaan bakteri sangat sulit dideteksi. Spons
merupakan salah satu alat rumah tangga yang sering kita gunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Seringkali kita menggunakan spons untuk mencuci piring, atau
mencuci benda-benda lainnya seperti mobil dan motor. Bahwasannya spons tersebut
adalah sumber bakteri yang tidak pernah terpikirkan oleh kita, tentunya jika
kebersihannya tidak terjaga.
Penyakit yang disebabkan bakteri bisa datang dari sudut rumah
Anda khususnya dapur. Bahkan peralatan rumah yang sering digunakan seperti bak
pencuci piring juga bisa menyebarkan bakteri. Bukannya bersih, Anda atau
anggota keluarga lainnya malah bisa terserang kuman karena pencucian yang tidak
tepat . (Alissa Safiera, Wolipop.com 2012)
Ketika para peneliti asal Arizona, Amerika Serikat,
mengumpulkan 1.000 lap dapur dan spons cuci, mereka menemukan bahwa 10 persen
di antara benda-benda itu mengandung salmonella. Setiap inchi persegi permukaan
lap dan spons itu memiliki sekitar 134.630 bakteri, 456 kali lebih banyak
daripada jumlah bakteri di dudukan toilet. Lap dapur dan spons menjadi tempat E.
coli dan bakteri fecal lain yang paling banyak di kebanyakan rumah tangga. Hal
itu paling banyak karena kedua benda tersebut paling jarang diganti. (Readers
Digest, 2015)
Bakteri-bakteri yang terdapat dalam spons dapat diperoleh
dari tempat yang lembab, dikarenakan spons cuci piring biasanya tergenang oleh
air sabun cuci yang tersimpan lama. Spons yang basah pasti akan banyak terdapat
bakteri. Lingkungan yang lembab dan basah adalah lingkungan yang kondusif bagi
pertumbuhan kuman dan bakteri. Bakteri juga berasal dari kotoran pada piring
dan gelas yang akan dicuci. Bakteri pada spons cuci piring juga berasal dari
bakteri yang terdapat pada tangan manusia.
Seringkali kita tidak terlalu memperhatikan kebersihan spon
cuci piring bahkan ada yang sampai berbulan-bulan tidak diganti dengan yang
baru, Hal ini dipastikan akan mempercepat pertumbuhan mikroba. Pertumbuhan
mikroba berlangsung selama nutrisi masih tersedia. (Kusnadi)
Pertumbuhan mikroba tergantung pada kemampuannya dalam
membelah diri (pembelahan biner) dan laju pertumbuhan seperti waktu bergenerasi
dan tahapannya. Pembagian sel bakteri terjadi melalui pembelahan biner dari
satu sel menjadi dua. Selama pembelahan biner, sel induk akan membesar,
menduplikatkan kromosom dan membentuk sekat transversal dipusat sel sehingga
membagi dua sel anak. Proses ini terus diulang pada waktu tertentu, sehingga
dapat meningkatkan populasi bakteri. (Meiry Fadillah Noor, 2011)
Staphylococcus Aerues dan Pseudomonas pp,
mikroorganisme pemicu penyakit ini diketahui banyak terdapat di dapur.
Terutama, bak cuci piring dan spons yang digunakan untuk mencuci piring. Saat Staphylococcus Aerues masuk dalam tubuh maka bisa
menyebabkan mual hebat, muntah, nyeri perut, diare hingga pusing. Sedangkan,
infeksi Pseudomonas pp akan
menyebabkan ruam-ruam dan infeksi telinga.
Untuk itu, Profesor Rachmadhi menyarankan jangan menunggu sampai spons pencuci
piring rusak, untuk diganti. (Mutia Nugraheni, 2012)
Penelitian pada Pilot
Studydi Public Health
and Human Rights luar negeri
memperlihatkan bahwa sebagian besar jumlah bakteri ditemukan pada tempat atau
permukaan yang lembab seperti bak cuci piring, spons, dan saluran air. Staphylococcus aureus ditemukan pada tempat atau permukaan
yang sering kontak dengan tangan termasuk pegangan pintu dapur, dudukan toilet, microwave touchpad, spons,
serbet dan lain-lain. Hasil penelitianlainmenunjukkan dapur yang sering
dipergunakan sebagai ruang mengolah makanan ternyata juga merupakan sumber
bibit penyakit.( Unilever, 2012)
Penelitian membuktikan, bakteri yang berada pada spons cuci
piring jauh lebih banyak daripada bakteri yang berada dalam toilet duduk.
Selama ini kita beranggapan bahwa toilet duduk sangat kotor dan menjijikkan,
dan ternyata spons cuci piring ternyata juga lebih kotor dari pada toilet duduk
bahkan bakteri yang tidak ada di toilet duduk akan ditemukan di dalam spon cuci
piring, penelitian yang dilakukan terhadap 1000 spon cuci piring dan hasilnya
sungguh mengejutkan. Namun jika kita kurang menjaga kebersihan spon cuci piring
jangan heran jika spons tersebut akan lebih kotor daripada dudukan toilet
karena bakteri akan lebih cepat bertumbuh dan berkembang biak di tempat yang
lembab dan basah, namun kita beranggapan bahwa spon yang kita gunakan untuk
mencuci piring bebas dari bakteri karena selalu terkena sabun cuci sehingga
bakteri akan mati dan tidak bisa bertumbuh, namun ternyata anggapan itu adalah
salah besar.
Sebagai
pengontrolnya, kita dapat mengganti spons cuci piring dua minggu sekali, atau
minimalnya sebulan sekali. Selain mengganti secara
berkala, dianjurkan juga untuk mengeringkan spons di bawah sinar matahari atau
dalam microwave setelah tidak dipakai lagi. Sebaiknya segera bersihkan
spons usai mencuci peralatan makan dan memasak. Lalu, keringkan agar tak
memberi kesempatan bakteri dan jamur tumbuh. Jangan sampai spons yang kembali
kita gunakan untuk mencuci peralatan makan berikutnya menjadi sarang bakteri.
Spons Pencuci Piring Spons yang digunakan untuk mencuci piring
ternyata menjadi alat yang penuh dengan bakteri. Spons ini mengandung kuman,
ragi dan bakteri 150 kali lebih banyak dari gagang sikat gigi. Secara umum,
bakteri yang ada pada spons tidak membuat Anda sakit. Tapi beberapa bakteri
seperti salmonella dan E. coli dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang
serius. Untuk mengatasinya, panaskan spons selama dua menit di microwave dan
menggantinya setiap dua minggu sekali. Jaga
kebersihan spons pencuci piring, dan kain-kain lain yang digunakan di dalam
dapur, mengingat dapur adalah salah satu tempat terkotor di rumah. Bersihkan
perlengkapan setelah digunakan, dan mencuci tangan dengan sabun agar kuman
tidak berpindah tangan.
Agak
ironis karena ternyata alat pembersih ini justru yang paling berkuman di rumah.
Dan spons terbukti selalu positif mengandung bakteri penyebab penyakit seperti
Salmonella, E. coli, Staphylococcus, termasuk virus influenza, selain menjadi
tempat yang ideal untuk perkembangbiakan bakteri. Dengan sekali bilas, Anda
bisa saja menyebarkan bakteri penyakit ke berbagai tempat, terutama ke
benda-benda yang kerap dibersihkan dengan spons misal alat makan.
Sekelompok mahasiswa jurusan pendidikan fisika FMIPA UNY
yaitu Sulanjari, Risky Wulandari dan Nurul Muyasaroh merekayasa sabut kelapa
sebagai alat pencuci piring karena serat sabut kelapa mempunyai struktur pori
halus dan juga dapat menyerap air dengan baik. Kreativitas ini membuahkan hasil
dengan mendapatkan dana dari DIKTI untuk mengembangkan usahanya.
Sulanjari mengemukakan alasan memilih sabut
kelapa sebagai alat pencuci piring karena spons pencuci piring biasanya terbuat
dari busa yang tidak dapat teruraikan sehingga mencemari lingkungan, sedang
limbah sabut kelapa dapat terurai sehingga dapat menyuburkan tanah bahkan
mengurangi efek global warming. Selain itu kebiasaan meninggalkan spons pencuci
piring didalam air sabun kurang tepat karena bakteri dapat berkembang di dalam
air. Apalagi jika air tersebut bersentuhan dengan busa yang telah digunakan untuk
mencuci yang berakibat spons akan dipenuhi oleh bakteri. Apabila spons tersebut
masih dipergunakan untuk mencuci piring, piring tersebut justru menjadi sarang
bakteri. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mengganti spons secara
berkala, setidaknya sekali dalam satu minggu. Penggantian spons yang sering
dilakukan akan menambah pencemaran lingkungan oleh limbah sintetis. Risky
Wulandari menambahkan bila spons tersebut terbuat dari sabut kelapa tidak akan
mencemari lingkungan karena sabut kelapa mengandung zat yang dapat menyuburkan
tanah dan dapat menahan kandungan air dan unsur kimia pupuk serta dapat
menetralkan keasaman tanah. Bila spons pencuci piring dari sabut kelapa. (FMIPA UNY, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
Fadillah Noor, Meiry. Mikrobiologi Dasar. Ciputat : Program
Studi Pendidikan Biologi. 2011
Anonim. Lifebouy Berita
Sehat Ramadhan. http://www.unilever.co.id/id/media-centre/pressreleases/2012/LifebuoyBeritaSehatRamadhan.aspx Diakses pada tanggal 23 April 2015 Pukul
18.30 WIB
Anonim. Sabut Kelapa Pengganti Spons. http://fmipa.uny.ac.id/berita/sabut-kelapa-pengganti-spons.html Diakses pada tanggal 23 April 2015 Pukul
18.30 WIB
Anonim. 9 benda yang lebih kotor dari kedudukan
toilet. http://m.readersdigest.co.id/article/mobArticleDetail.aspx?mc=005&smc=001&ar=456.
Diakses pada tanggal 23 April 2015 Pukul 18.30 WIB
Fran Lina, Marissa. Harus
Sering Dibersihkan, ini 8 Benda Paling Berkuman di Rumah Anda. http://marisafl.staff.iainsalatiga.ac.id/category/my-articles/page/3/ Diakses Pada Tanggal 23 April 2015 Pukul
19.00 WIB
Kusnadi. Kinetika Pertumbuhan Mikroba. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-KUSNADI/KULIAH,KINETIKA_PERTUMBUHAN_MIKROBA.pdf
Diakses Pada Tanggal 23 April 2015 Pukul 19.00 WIB
Nugraheni, Mutia. Ganti
Spons Pencuci Piring Tiap Dua Minggu. http://life.viva.co.id/news/read/296631-ganti-spons-pencuci-piring-tiap-dua-minggu
2012 Diakses Pada Tanggal 23 April 2015 Pukul 19.00 WIB
Safiera ,
Alissa.Keslahan Mencuci Piring Yang Buat Dapur Jadi Sarang Bakteri. http://wolipop.detik.com/read/2012/08/06/085803/1983808/858/kesalahan-mencuci-piring-yang-buat-dapur-jadi-sarang-bakteri
Diakses Pada Tanggal 23 April 2015 Pukul 19.00 WIB