SPHAEROTILUS
NATANS PADA PENGOLAHAN LIMBAH
Dalam
buku Dwidjoseputro, mikrobiologi ialah ilmu pengetahuan tentang perikehidupan
makhluk-makhuk kecil yang hanya kelihatan dengan mikroskop ( Bahasa Yunani:
mikros = kecil, bios=hidup, logos= kata atau ilmu). Makhluk-makhluk kecil itu
disebut mikroorganisme, mikroba, protista atau jasad renik. Nama bakteri itu
berasal dari kata “bakterion” (Bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang.
Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel
satu, tidak berklorofil (meskipun ada kecualinya), berbiak dengan pembelahan
diri,serta demikian kecinya sehingga hanya tampak dengan mikroskop.
Pencemaran
lingkungan akhir-akhir ini menjadi permasalahan global yang menuntut
pengelolaan yang efektif dan efisien dalam waktu yang relatif cepat. Pencemaran
lingkungan dapat terjadi karena adanya polutan industri, domestik, pertanian,
peternakan, rumah sakit dan lain sebagainya. Pengelolaan pencemaran lingkungan
bertujuan agar suatu kegiatan sedapat mungkin menghasilkan polutan sesedikit
mungkin atau menjadikan polutan tersebut tidak berbahaya lagi sehingga tidak
menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan. Pengelolaan tersebut dapat
dilakukan secara fisik, kimia dan biologi. Pengelolaan lingkungan secara
biologi dapat dilakukan dengan bantuan mikroba.
Terdapat bakteri yang berperan dalam
proses pengolahan limbah pabrik, salah satunya yaitu bakteri Sphareotilus natans. Sphareotilus natans adalah
contoh bakteri yang terselubung yang sering dianggap sebagai jamur pada
kotoran. Jasad ini biasanya dijumpai dalam air yang mengalir yang tercemar
seperti saluran pembuangan kotoran dimana jumlahnya dapat mancapai kadar yang
tinggi. Sphaerotilus natans termasuk
dalam suku Chlamydobacteriaceae.
Klasifikasi Bakteri Sphaerotilus natans:
Kingdom :
Bacteria
Filum :
Proteobacteria
Class :
Betaproteobacteria
Ordo :
Bulkhordiales
Famili :
Comamonadaceae
Genus :
Sphaerotilus
Spesies :
Sphaerotilus natans
Bakteri ini berbentuk koloni berbentuk benang, kadang-kadang dengan cabang-cabang
semu, dapat membentuk sel-sel kembar. Trikoma dengan percabangan semu. Selubung
dapat mengandung besi. Habitat pada air tawar. Berkembang biak dengan konidia.
Konidia dihasilkan oleh ujung trikoma. Setelah lepas dari selubung, konidia
mengembara dengan flagel sampai mendapatkan substrat baru.
Dalam
Jurnal International yang diterbitkan oleh US National Library of Medicine Natinal
Institute of Health , Sphaerotilus
natans adalah anggota dari beta-1 subdivisi dari kelas Proteobacteria, terjadi
terutama pada air mengalir, limbah, dan lumpur aktif. Bakteri berserabut ini
ditandai dengan selubung tabung melampirkan sel berbentuk batang. Hal ini
diketahui menyebabkan masalah teknologi, seperti pipa penyumbatan dan bulking
dari lumpur aktif dalam pengolahan air limbah. Pada pengolahan air limbah, Untuk
menguraikan zat organik menjadi anorganik yang stabil diperlukan mikroba aerob.
Bakteri anaerob dapat memecah gula menjadi air, karbondioksida dan juga energi.
Agar dapat bekerja secara maksimal, bakteri anaerob memerlukan suhu yang tinggi
dan pada pH 6,5 – 8,5. Cara pengolahan air limbah ini mencakup 3 cara yaitu
aerobik,anaerobik an fakultatif.
Banyak
mikroba yang terdapat dalam air limbah meliputi mikroba aerob, anaerob, dan
anaerob fakultatif yang umunya bersifat heterotrof. Mikroba tersebut kebanyakan
berasal dari tanah dan saluran pencernaan. Bakteri colon (coliforms) terutama Escherichia
coli sering digunakan sebagai indeks pencemaran air. Bakteri tersebut
berasal dari saluran pencernaan manusia dan hewan yang dapat hidup lama dalam
air, sehingga air yang banyak mengandung bakteri tersebut dianggap tercemar.
Untuk mengurangi mikroba pencemar dapat digunakan saringan pasir atau trickling
filter yang segera membentuk lendir di permukaan bahan penyaring, sehingga
dapat menyaring bakteri maupun bahan lain untuk penguraian. Penggunaan lumpur
aktif juga dapat mempercepat perombakan bahan organik yang tersuspensi dalam
air. Biofilm (lapisan kumpulan mikroorganisme) berperan dalam pengolahan air
limbah atau limbah cair baik pada lagoon system (sistem kolam), activated
sludge system (sistem lumpur aktif), down flow sand filter system (sistem
filter pasir aliran ke bawah) dan up flow sand filter system (sistem filter
aliran ke atas). Metode
Lumpur Aktif adalah salah satu metode yang digunakan untuk pengolahan limbah. Metode
tersebut merupakan metode yang paling banyak dipakai dalam pengolahan limbah
cair.
REFERENSI
Dwidjoseputro.
2010. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta
: Penerbit Djambatan
Andre. Peran Mikroba dalam Pengolahan
Limbah Lingkungan. file:///C:/Users/user/Pictures/PERAN%20MIKROBA%20DALAM%20PENGOLAHAN%20LIMBAH%20LINGKUNGAN%20_%20Rakyat%20Biologi.html
Diakses pada tanggal 06-06-2015 pukul 15.30 WIB
Anonim.2013. Peranan Mikroba Dalam Bidang Industri. file:///C:/Users/user/Pictures/Peranan%20Mikroba%20Dalam%20Bidang%20Industri%20_%20Aquaqulture.html
Diakses pada tanggal 06-06-2015
Pukul 15.00 WIB
PMC. 1999. Morphological and Biochemical Properties of
a Sphaerotilus sp.
Isolated From Paper Mill Slimes. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC90997/
Diakses pada tanggal 06-06-2015 Pukul
14.30 WIB
Widyaningrum, Byantarsih.
2002. Dasar-Dasar Mikrobiologi Lingkungan.
file:///C:/Users/user/Pictures/Mikrobiologi_Lingkungan_%20Dasar-Dasar%20Mikrobiologi%20Lingkungan.html.
Diakses pada tanggal 06-06-2015 pukul 20.00 WIB