Jumat, 24 April 2015

MIKROBA PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI 
Mikroba Pada Spons Pencuci Piring



Bakteri merupakan organisme mikroskopis. Bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak dimana-mana, termasuk dalam tubuh kita ataupun benda-benda yang kita gunakan setiap hari. Hal ini menyebabkan keberadaan bakteri sangat sulit dideteksi. Spons merupakan salah satu alat rumah tangga yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali kita menggunakan spons untuk mencuci piring, atau mencuci benda-benda lainnya seperti mobil dan motor. Bahwasannya spons tersebut adalah sumber bakteri yang tidak pernah terpikirkan oleh kita, tentunya jika kebersihannya tidak terjaga.
Penyakit yang disebabkan bakteri bisa datang dari sudut rumah Anda khususnya dapur. Bahkan peralatan rumah yang sering digunakan seperti bak pencuci piring juga bisa menyebarkan bakteri. Bukannya bersih, Anda atau anggota keluarga lainnya malah bisa terserang kuman karena pencucian yang tidak tepat . (Alissa Safiera, Wolipop.com 2012)
Ketika para peneliti asal Arizona, Amerika Serikat, mengumpulkan 1.000 lap dapur dan spons cuci, mereka menemukan bahwa 10 persen di antara benda-benda itu mengandung salmonella. Setiap inchi persegi permukaan lap dan spons itu memiliki sekitar 134.630 bakteri, 456 kali lebih banyak daripada jumlah bakteri di dudukan toilet. Lap dapur dan spons menjadi tempat E. coli dan bakteri fecal lain yang paling banyak di kebanyakan rumah tangga. Hal itu paling banyak karena kedua benda tersebut paling jarang diganti. (Readers Digest, 2015)
Bakteri-bakteri yang terdapat dalam spons dapat diperoleh dari tempat yang lembab, dikarenakan spons cuci piring biasanya tergenang oleh air sabun cuci yang tersimpan lama. Spons yang basah pasti akan banyak terdapat bakteri. Lingkungan yang lembab dan basah adalah lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan kuman dan bakteri. Bakteri juga berasal dari kotoran pada piring dan gelas yang akan dicuci. Bakteri pada spons cuci piring juga berasal dari bakteri yang terdapat pada tangan manusia.
Seringkali kita tidak terlalu memperhatikan kebersihan spon cuci piring bahkan ada yang sampai berbulan-bulan tidak diganti dengan yang baru, Hal ini dipastikan akan mempercepat pertumbuhan mikroba. Pertumbuhan mikroba berlangsung selama nutrisi masih tersedia. (Kusnadi)
Pertumbuhan mikroba tergantung pada kemampuannya dalam membelah diri (pembelahan biner) dan laju pertumbuhan seperti waktu bergenerasi dan tahapannya. Pembagian sel bakteri terjadi melalui pembelahan biner dari satu sel menjadi dua. Selama pembelahan biner, sel induk akan membesar, menduplikatkan kromosom dan membentuk sekat transversal dipusat sel sehingga membagi dua sel anak. Proses ini terus diulang pada waktu tertentu, sehingga dapat meningkatkan populasi bakteri. (Meiry Fadillah Noor, 2011)
Staphylococcus Aerues dan Pseudomonas pp, mikroorganisme pemicu penyakit ini diketahui banyak terdapat di dapur. Terutama, bak cuci piring dan spons yang digunakan untuk mencuci piring. Saat Staphylococcus Aerues masuk dalam tubuh maka bisa menyebabkan mual hebat, muntah, nyeri perut, diare hingga pusing. Sedangkan, infeksi Pseudomonas pp akan menyebabkan ruam-ruam dan infeksi telinga.
Untuk itu, Profesor Rachmadhi menyarankan jangan menunggu sampai spons pencuci piring rusak, untuk diganti. (Mutia Nugraheni, 2012)
Penelitian pada Pilot Studydi Public Health and Human Rights luar negeri memperlihatkan bahwa sebagian besar jumlah bakteri ditemukan pada tempat atau permukaan yang lembab seperti bak cuci piring, spons, dan saluran air. Staphylococcus aureus ditemukan pada tempat atau permukaan yang sering kontak dengan tangan termasuk pegangan pintu dapur, dudukan toilet, microwave touchpad, spons, serbet dan lain-lain. Hasil penelitianlainmenunjukkan dapur yang sering dipergunakan sebagai ruang mengolah makanan ternyata juga merupakan sumber bibit penyakit.( Unilever, 2012)
Penelitian membuktikan, bakteri yang berada pada spons cuci piring jauh lebih banyak daripada bakteri yang berada dalam toilet duduk. Selama ini kita beranggapan bahwa toilet duduk sangat kotor dan menjijikkan, dan ternyata spons cuci piring ternyata juga lebih kotor dari pada toilet duduk bahkan bakteri yang tidak ada di toilet duduk akan ditemukan di dalam spon cuci piring, penelitian yang dilakukan terhadap 1000 spon cuci piring dan hasilnya sungguh mengejutkan. Namun jika kita kurang menjaga kebersihan spon cuci piring jangan heran jika spons tersebut akan lebih kotor daripada dudukan toilet karena bakteri akan lebih cepat bertumbuh dan berkembang biak di tempat yang lembab dan basah, namun kita beranggapan bahwa spon yang kita gunakan untuk mencuci piring bebas dari bakteri karena selalu terkena sabun cuci sehingga bakteri akan mati dan tidak bisa bertumbuh, namun ternyata anggapan itu adalah salah besar.
Sebagai pengontrolnya, kita dapat mengganti spons cuci piring dua minggu sekali, atau minimalnya sebulan sekali. Selain mengganti secara berkala, dianjurkan juga untuk mengeringkan spons di bawah sinar matahari atau dalam microwave setelah tidak dipakai lagi. Sebaiknya segera bersihkan spons usai mencuci peralatan makan dan memasak. Lalu, keringkan agar tak memberi kesempatan bakteri dan jamur tumbuh. Jangan sampai spons yang kembali kita gunakan untuk mencuci peralatan makan berikutnya menjadi sarang bakteri. Spons Pencuci Piring Spons yang digunakan untuk mencuci piring ternyata menjadi alat yang penuh dengan bakteri. Spons ini mengandung kuman, ragi dan bakteri 150 kali lebih banyak dari gagang sikat gigi. Secara umum, bakteri yang ada pada spons tidak membuat Anda sakit. Tapi beberapa bakteri seperti salmonella dan E. coli dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius. Untuk mengatasinya, panaskan spons selama dua menit di microwave dan menggantinya setiap dua minggu sekali. Jaga kebersihan spons pencuci piring, dan kain-kain lain yang digunakan di dalam dapur, mengingat dapur adalah salah satu tempat terkotor di rumah. Bersihkan perlengkapan setelah digunakan, dan mencuci tangan dengan sabun agar kuman tidak berpindah tangan.
Agak ironis karena ternyata alat pembersih ini justru yang paling berkuman di rumah. Dan spons terbukti selalu positif mengandung bakteri penyebab penyakit seperti Salmonella, E. coli, Staphylococcus, termasuk virus influenza, selain menjadi tempat yang ideal untuk perkembangbiakan bakteri. Dengan sekali bilas, Anda bisa saja menyebarkan bakteri penyakit ke berbagai tempat, terutama ke benda-benda yang kerap dibersihkan dengan spons misal alat makan.
Sekelompok mahasiswa jurusan pendidikan fisika FMIPA UNY yaitu Sulanjari, Risky Wulandari dan Nurul Muyasaroh merekayasa sabut kelapa sebagai alat pencuci piring karena serat sabut kelapa mempunyai struktur pori halus dan juga dapat menyerap air dengan baik. Kreativitas ini membuahkan hasil dengan mendapatkan dana dari DIKTI untuk mengembangkan usahanya. Sulanjari mengemukakan alasan memilih sabut kelapa sebagai alat pencuci piring karena spons pencuci piring biasanya terbuat dari busa yang tidak dapat teruraikan sehingga mencemari lingkungan, sedang limbah sabut kelapa dapat terurai sehingga dapat menyuburkan tanah bahkan mengurangi efek global warming. Selain itu kebiasaan meninggalkan spons pencuci piring didalam air sabun kurang tepat karena bakteri dapat berkembang di dalam air. Apalagi jika air tersebut bersentuhan dengan busa yang telah digunakan untuk mencuci yang berakibat spons akan dipenuhi oleh bakteri. Apabila spons tersebut masih dipergunakan untuk mencuci piring, piring tersebut justru menjadi sarang bakteri. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mengganti spons secara berkala, setidaknya sekali dalam satu minggu. Penggantian spons yang sering dilakukan akan menambah pencemaran lingkungan oleh limbah sintetis. Risky Wulandari menambahkan bila spons tersebut terbuat dari sabut kelapa tidak akan mencemari lingkungan karena sabut kelapa mengandung zat yang dapat menyuburkan tanah dan dapat menahan kandungan air dan unsur kimia pupuk serta dapat menetralkan keasaman tanah. Bila spons pencuci piring dari sabut kelapa. (FMIPA UNY, 2010)

DAFTAR PUSTAKA
Fadillah Noor, Meiry. Mikrobiologi Dasar. Ciputat : Program Studi Pendidikan Biologi. 2011
Anonim. Lifebouy Berita Sehat Ramadhan. http://www.unilever.co.id/id/media-centre/pressreleases/2012/LifebuoyBeritaSehatRamadhan.aspx  Diakses pada tanggal 23 April 2015 Pukul 18.30 WIB
Anonim. Sabut Kelapa Pengganti Sponshttp://fmipa.uny.ac.id/berita/sabut-kelapa-pengganti-spons.html   Diakses pada tanggal 23 April 2015 Pukul 18.30 WIB
Anonim. 9 benda yang lebih kotor dari kedudukan toilet. http://m.readersdigest.co.id/article/mobArticleDetail.aspx?mc=005&smc=001&ar=456. Diakses pada tanggal 23 April 2015 Pukul 18.30 WIB
Fran Lina, Marissa. Harus Sering Dibersihkan, ini 8 Benda Paling Berkuman di Rumah Anda. http://marisafl.staff.iainsalatiga.ac.id/category/my-articles/page/3/  Diakses Pada Tanggal 23 April 2015 Pukul 19.00 WIB
Kusnadi. Kinetika Pertumbuhan Mikroba. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-KUSNADI/KULIAH,KINETIKA_PERTUMBUHAN_MIKROBA.pdf Diakses Pada Tanggal 23 April 2015 Pukul 19.00 WIB
Nugraheni, Mutia. Ganti Spons Pencuci Piring Tiap Dua Minggu. http://life.viva.co.id/news/read/296631-ganti-spons-pencuci-piring-tiap-dua-minggu 2012 Diakses Pada Tanggal 23 April 2015 Pukul 19.00 WIB
Safiera , Alissa.Keslahan Mencuci Piring Yang Buat Dapur Jadi Sarang Bakteri. http://wolipop.detik.com/read/2012/08/06/085803/1983808/858/kesalahan-mencuci-piring-yang-buat-dapur-jadi-sarang-bakteri Diakses Pada Tanggal 23 April 2015 Pukul 19.00 WIB





26 komentar:

  1. Terkait artikel diatas, ada beberapa pertanyaan yang muncul, diantaranya :
    Apakah perkembangan bakteri pada spons tidak terhambat oleh zat antiseptik (sabun)?
    Bagaimana cara bakteri-bakteri tersebut mendapatkan nutrisinya?
    Lalu, apakah pada spons serabut kelapa bakteri tidak dapat melakukan pertumbuhan?
    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. berdasarkan paparan artikel diatas, bakteri akan lebih cepat tumbuh dan berkembang biak di tempat yang lembab dan basah. Dikarenakan spons cuci piring biasanya tergenang oleh air sabun cuci yang tersimpan lama. Bakteri juga berasal dari kotoran pada piring dan gelas yang akan dicuci, serta pada tangan manusia.
      Terkait dengan pertanyaan Abdan Albirron,
      1. Perkembangan bakteri pada spons akan terhambat oleh sabun yang dilengkapi dengan zat antibakteri yang memiliki kandungan ekstra jeruk nipis. namun apabila setelah mencuci piring spons tersebut tidak dibersihkan dan tidak dikeringkan tetap saja akan banyak bakteri yang tumbuh karena spons selalu ditempatkan dalam air dalam waktu lama. (http://repository.maranatha.edu/2474/1/0810122_Abstract_TOC.pdf.)
      2. Umumnya nutrisi yang dibutuhkan bakteri berupa protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat. menurut pendapat saya, bakteri akan mendapatkan nutrisi dari sisa-sisa makanan yang menempel pada spons yang tidak dibersihkan tersebut. selain itu faktor seperti lembabnya lingkungan dapat mempercepat pertumbuhan bakteri.
      3. spons sabut kelapa tetap terdapat bakteri, dan bakteri dapat melakukan pertumbuhan yang sangat cepat apabila tidak terdapat agen pengontorlnya (sabun dengan formula antibakteri). Hanya saja pada sabut kelapa, pada saat menggantinya dengan yang baru tidak akan mencemari lingkungan seperti pada spons sintetis. karena sabut kelapa mengandung zat yang dapat menyuburkan tanah dan dapat menahan kandungan air dan unsur kimia pupuk serta dapat menetralkan keasaman tanah. sedangkan spons sintesis tidak bisa terurai sehingga akan mencemari lingkungan. (http://fmipa.uny.ac.id/berita/sabut-kelapa-pengganti-spons.html)

      Hapus
    2. Terimakasih Saudara Abdan atas pertanyaannya. Dan alhamdulillah sudah di jawab oleh Saudari Nurul, hehe terimakasih Nunuuu :)
      Bahwa, walaupun spons sudah dicuci dengn sabun, itu akan hanya menghambat pertumbuhan bakteri. Nah, jadi hendaknya setelah mencuci piring, spons yang telah dipakai segeralah mencucinya dan dibersihkan dan tidak dibiarkan tergenang pada air yang lama.

      Hapus
  2. Artikel ini sudah baik dan infonya cukup membantu. Namun, saya mau bertanya, apakah ada cara lain untuk menjaga kebersihan spons selain menggantinya 2 minggu sekali dan menjemurnya dibawah matahari ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Saudara Dita atas pertanyaannya. hmmm

      Menjaga kebersihan di dapur merupakan suatu kewajiban, karena di situlah makanan untuk kita dan keluarga dimasak. Memastikan tidak ada bakteri yang bersarang, mencuci piring dan peralatan makan dengan Sunlight sebagai sabun anti bakteri, dan menjaga spons piring tetap bersih merupakan salah satu cara. Tetapi dengan perannya sebagai pembersih peralatan dapur, spons tidak bisa terhindar dari bakteri yang semakin lama akan semakin menumpuk. Bagaimana cara menghilangkannya?

      Untuk menghilangkan bakteri yang bersarang di spons untuk cuci piring, inilah yang dapat Anda lakukan:

      1. Spons direndam di air panas yang sudah dicampur beberapa tetes Sunlight, setelah didiamkan selama beberapa menit, cuci spons bersih-bersih, lalu jemur.
      2. Spons direndam di 3,5 liter air dan larutan bleaching sebanyak ¾ cup, cuci bersih, keringkan.
      3. Rendam spons di dalam cuka, cuci dengan air mengalir yang bersih, keringkan.

      Itulah yang dapat Anda lakukan untuk menjaga agar bakteri tidak bersarang di spons cuci piring Anda. Untuk spons, sebaiknya ganti setiap 2 minggu sekali untuk menjaga kebersihannya. Pastikan Anda menggunakan sabun anti bakteri dari Sunlight agar bakteri-bakteri yang ada di dapur dan bekas makanan tidak bersarang. Dengan cara ini, Anda akan dapat membuat spons lebih awet, lebih bersih dan higienis, dan pastinya lebih aman bagi keluarga Anda. Ingatlah untuk selalu membersihkan spons setelah mencuci
      (http://andri.id/jangan-biarkan-bakteri-bersarang-di-spons-cuci-piring-anda/)

      Hapus
  3. menurut cara menjaga kebersiahan spons, telah di paparkan dengan mengganti dan menjemur, apakah dengan menggunakan sabun, dapat meminimalisirkan perkembangan bakteri?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasi ratih atas pertanyaannya.
      Terkait juga sama jawaban dari nurul, bahwa Perkembangan bakteri pada spons akan terhambat oleh sabun yang dilengkapi dengan zat antibakteri yang memiliki kandungan ekstra jeruk nipis. namun apabila setelah mencuci piring spons tersebut tidak dibersihkan dan tidak dikeringkan tetap saja akan banyak bakteri yang tumbuh karena spons selalu ditempatkan dalam air dalam waktu lama

      (http://repository.maranatha.edu/2474/1/0810122_Abstract_TOC.pdf)

      Hapus
  4. Berdasarkan paparan artikel diatas, diterangkan bahwa ternyata Bakteri pada spons agak ironis karena alat pembersih ini justru yang paling berkuman di rumah. Dan spons terbukti selalu positif mengandung bakteri penyebab penyakit seperti Salmonella, E. coli, Staphylococcus, termasuk virus influenza, selain menjadi tempat yang ideal untuk perkembangbiakan bakteri. Mengenai Hal tersebut, apakah ada Jenis mikroba yang menguntungkan di Spons pencuci piring? Jika ada,coba jelaskan Mikroba apa yang ikut berperan? Terimah kasih

    BalasHapus
  5. Pada artikel anda dijelaskan bahwa spons pencuci piring biasanya terbuat dari busa yang tidak dapat teruraikan sehingga mencemari lingkungan, namun solusi yang diberikan untuk menghindari penumpukkan jumlah bakteri pada spons itu, paling tidak dengan menggantinya dua minggu sekali. Bukankah solusi tersebut akan mencemari lingkungan? karena akan terjadi penumpukkan sampah spons pencuci piring yang busanya itu tidak dapat diuraikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ehehe iya ya agak repot juga kalo misalkan kita harus mengganti spons setiap dua minggu sekali.

      Namun, penggunaan sabut kelapa juga jadi solusi yg bagus tuh,apa lagi kalau sabut kelapa mudah ditemukan di daerah rumah kita.
      sabut kelapa sebagai alat pencuci piring karena spons pencuci piring biasanya terbuat dari busa yang tidak dapat teruraikan sehingga mencemari lingkungan, sedang limbah sabut kelapa dapat terurai sehingga dapat menyuburkan tanah bahkan mengurangi efek global warming. Selain itu kebiasaan meninggalkan spons pencuci piring didalam air sabun kurang tepat karena bakteri dapat berkembang di dalam air.
      (http://www.uny.ac.id/berita/fmipa/sabut-kelapa-pengganti-spons)

      tips berikut ini bisa menjadi panduan mudah untuk menghindari ancaman kuman pada alat makan yang justru bisa menjadi tempat bersarangnya bakteri.
      1. Perhatikan kualitas spons pencuci piring : para ahli mengatakan, spons pencuci piring merupakan penyumbang kuman terbesar yang mengintai alat makan. Untuk itu, pilihlah jenis spons dengan kualitas terbaik.
      2. Pilah pengunaan spons : dalam upaya menjaga kebersihan alat makan. Ada baiknya Anda gunakan beberapa spons. Pisahkan spons untuk mencuci alat masak, piring yang kotor penuh lemak, dan juga gelas.
      3. Lihat kondisi spons : meski terlihat mampu membantu membersihkan alat makan dalam waktu yang lama, namun sebaiknya spons diganti maksimal dua minggu sekali. Hal itu bukan tanpa alasan, alat pencuci piring yang hanya diganti setelah rusak, hanya akan memindahkan beragam bakteri pada alat makan Anda tanpa disadari.
      4. Perhatikan metode penyimpanannya : Setelah mencucinya, Anda berkewajiban untuk menyimpan alat makan dengan cara yang baik dan benar. Pastikan Anda mengeringkannya dengan kain yang bersih terlebih dahulu. Kemudian simpanlah di tempat yang tertutup, sehingga tidak mudah tercemar debu maupun serangga.
      (http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2012/04/16/5108/4/Cara-Cerdas-Hindari-Bakteri-Alat-Makan)

      Hapus
  6. jadi seram sekali kalo baca artikelnya Bu Upi, spon yang kita gunakan untuk membersihkan piring, ternyata malah menularkan mikroba,, huhu.
    Bu Upi, spons kan tidak jauh-jauh pasangannya dengan sabun, apakah mikroba tersebut tidak mati kalo terbilas sabun?, apakah jenis mikroba tersebut Alkalifil, mikroba yang tumbuh pada kisaran pH 8.4 – 9.5 ???, terima kasih Bu Upi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih prof ndah pertanyaannya hehehe.
      Spons yang dicuci dengan sabun, hanya akan mengurangi pertumbuhan mikroba. Namun bakteri tetap ada.

      Alkalifil itu kan mikroba yang tumbuh pada kisaran pH 8,4-9,0 ya. Pada spons cuci piring ini salah satunya terdapat bakteri E.coli. Nah E.coli ini termasuk mikroba jenis mesofil (neutrofil) hidup pada pH 5,5-8,0
      (http://www.slideshare.net/perie/metabolisme-mikrobial)

      Hapus
  7. Maaf, sedikit menambahkan, selain menjaga kebersihan spons pencuci piring, ada baiknya juga kita menjaga kondisi bak cuci atau sink selalu dalam keadaan bersih.
    Bak cuci merupakan tempat mencuci gelas, piring, sampai alat masak. Bahkan tangan kita pun sering dicuci di sini. Sebagai tempat mencuci, . justru di sinilah banyak bersarang kuman akibat lembabnya kondisi di sekitar sink. Apalagi bagian lubang saluran airnya. Di sinilah bermuara berbagai sisa makanan sebelum akhirnya dibawa air ke pipa saluran pembuangan. Berbagai rontokan rambut dan sisa sabun yang menempel pada lubang drainasenya merupakan media yang subur bagi tumbuhnya bakteri.

    Membersihkan bak cuci dan wastafel tidak sulit, yang sulit adalah menjaga rutinitas untuk membersihkannya. Berikut beberapa cara agar sink selalu bersih:

    1. Usahakan sink selalu dalam keadaan kering. Tetesan air, sabun, atau pasta gigi selalu meninggalkan bercak. Segera lap permukaan sink setelah digunakan.

    2. Setelah digunakan untuk mencuci peralatan berminyak, siram permukaan sink dengan air panas agar lemak tidak lagi menempel dan larut ke saluran pembuangan.

    3. Jika lubang drainase tersumbat, tuangkan segenggam baking soda dan siramkan air panas ke dalam lubang tersebut, Kotoran yang menempel akan larut, bau pun akan lenyap.

    4. Pemakaian cuka atau perasan air jeruk limau yang asam juga dapat meluruhkan kotoran yang menempel pada pipa pembuangan.

    5. Untuk membersihkan permukaan sink dengan bahan kimia yang keras, lakukan di sudut yang tersembunyi terlebih dahulu. Lihat apakah bahan tersebut menyebabkan perubahan warna atau tidak pada sink.

    Terima kasih.

    http://digilib-ampl.net/detail/detail.php?row=&tp=artikel&ktg=sanitasi&kd_link=&kode=2162

    BalasHapus
  8. sepertinya setelah? membaca artikel diatas, saya jadi berpikir pikir mengenai penggunaan spons untuk mencuci piring, naah sekarang saya yang ingin tanyakan apakah bahan spons yang mahal dan murah itu sama saja? apakah kualitas spons itu menentukan banyak sedikitnya mikroba yang tumbuh di dalam spons tersebut setelah digunakan? dan apakah ketika spons tersebut baru (belum pernah di pakai) itu di jamin kalau steril?

    BalasHapus
  9. Super sekali..... Terimakasih atas informasinya Upi..
    Saya ingin bertanya mengenai sabut kelapa yang digunakan sebagai pengganti spons. Dapat bertahan berapa lamakah sabut itu? Dan bagaimana ciri-ciri jika sabut kelapa sudah tidak bisa digunakan lagi?
    Terimakasih..

    BalasHapus
  10. Saya ingin menaambahkan pertanyaan :D terkait jawaban anda untuk pertanyaan saudari Ratih, disebutkan bahwa perkembangan bakteri dapat dihambat oleh zat antibakteri yg memiliki kandungan jeruk nipis. Apakah kandungan bahan kimia yang terdapat pada jeruk nipis sehingga menyebabkan jeruk nipis dapat menghambat bakteri ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas pertanyaannya saudari nilaaa.
      terkait dengan informasi dari saudari santi, bahwa dalam sabun anti-bakteri yang memiliki kandungan jeruk nipis itu terdapat senyawa antibiotik berupa senyawa kimia yang bermanfaat seperti asam sitrat, asam amino (triptofan dan lisin), minyak atsiri (limonene, linalin asetat, geranil asetat fellander, sitral, lemon kamfer, kadinen, aktialdehid dan anildehid), vitamin A, B1 dan vitamin C (Haq, 2010).

      Hapus
  11. mencoba menjawab pertanyaan nila ,,
    Pada jeruk nipis terdapat senyawa antibiotik berupa senyawa kimia yang bermanfaat seperti asam sitrat, asam amino (triptofan dan lisin), minyak atsiri (limonene, linalin asetat, geranil asetat fellander, sitral, lemon kamfer, kadinen, aktialdehid dan anildehid), vitamin A, B1 dan vitamin C (Haq, 2010). Asam organik yang digunakan sebagai pengawet bahan makanan seperti asam sitrat mempunyai daya kerja menurunkan pH dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang ada. Terhambatnya pertumbuhan bakteri tersebut dikarenakan adanya kandungan kimia pada buah jeruk nipis yakni senyawa asam sitrat. Asam sitrat adalah asam trikarboksilat yang tiap molekulnya mengandung tiga gugus karboksilat, larut dalam air dan sedikit larut dalam eter .

    http://erfianafebry.blogspot.com/2014/03/pengaruh-antibiotika-alami-terhadap.html

    smoga bermanfaat ,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih saudara santi, atas informasinya sangat bermanfaat dan membantu hehehe.
      syukron katsir love santi ehehe

      Hapus
  12. iya pertanyaan saya agak berhubungan dengan pertanyaan abdan dimana tentang kandungan sunlight, nah untuk orang tertentu masih ada yang memakai abu gosok sebagai pengganti sunlight, kandungan apakah yang terdapat di abu gosok yang dapat membunuh bakteri itu ?

    BalasHapus
  13. menanggapi artikel diatas, saya ingin bertanya... sejauh yang saya tau spons-spons yang dijual untuk pembersih piring adalah spons buatan tidak asli dari spons yang ada di laut, bagaimana jika spons yang digunakan adalah spons yang bersal dari laut asli, apakah tetap mengandung banyak mikroorganisme yang dapat membahayakan kesehatan kita?

    BalasHapus
  14. Artikel yang sangat menarik saudari Luthfi. Disini saya akan menambahkan sedikit tips untuk membersihkan spons cuci piring. Untuk mendapatkan hasil terbaik, bersihkan spons cuci piring beberapa kali dalam seminggu jika Anda tidak mau spons tersebut menjadi sarang perkembangbiakan bakteri dan menebarkan bau tidak sedap di sekitar tempat cuci piring. Terdapat tiga metode efektif untuk melakukan ini:

    1. Jika Anda memiliki mesin cuci piring, masukkan spons cuci piring bersama peralatan makan lain ke dalamnya, lalu jalankan mesin.
    2. Rendam spons di dalam air panas bercampur deterjen selama beberapa saat, lalu angkat dan remas-remas sambil membilasnya di bawah aliran air biasa. Berhati-hatilah ketika melakukan hal ini agar tangan Anda tidak terkena air panas. Gunakan alat bantu untuk mengangkat spons dari rendaman air panas.
    3. Masukkan spons ke dalam campuran satu sendok makan karbol dan lima liter air. Rendam selama satu jam lalu bilas. Baca aturan pakai produk karbol dan deterjen sebelum menggunakannya.
    Masukkan spons basah ke dalam microwave, lalu jalankan microwave pada pengaturan maksimum selama dua menit. Sebelumnya, pastikan tidak ada elemen logam pada spons cuci piring Anda karena logam apa pun tidak boleh dimasukkan ke dalam microwave. Berhati-hatilah menerapkan metode ini karena spons bisa terbakar jika tidak dibasahi terlebih dulu. Demikian juga ketika mengeluarkannya dari microwave. (http://www.bersihbersih.com/id/kamar-mandi-&-dapur/cara-membersihkan-kain-dan-spons-pencuci-piring:-memastikan-peralatan-keber)

    Semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  15. setelah saya membaca artikel diatas yang saya ingin tanyakan cara bakteri pada spons mendapatkan nutrsi pertumbuhan nya seperti apa?

    BalasHapus
  16. Menanggapi pertanyaan yolan ada sedikit info nih dari sekumpulan mahasiswa p.fisika uny yg melakukan penelitian merekayasa sabut kelapa sbg alat cuci piring dilansir dari fmipa.uny.ac.id/berita/sabut-kelapa-pengganti-spons.html.
    Sabut kelapa bisa jadi alternatif karena Serat sabut kelapa mempunyai struktur pori yg halus & dpt menyerap air dengan baik dan tidak mencemari lingkungan karena dapat terurai dan menyuburkan tanah jika dibuang ke tanah setelah tidak terpakai lagi . jauh lebih baik dari pada spon biasa yang jika dibuang tidak dapat terurai dan justru mencemari lingkungan

    BalasHapus