Sabtu, 06 Juni 2015

Sphaerotilus natans pada Pengolahan Limbah

SPHAEROTILUS NATANS PADA PENGOLAHAN LIMBAH





            Dalam buku Dwidjoseputro, mikrobiologi ialah ilmu pengetahuan tentang perikehidupan makhluk-makhuk kecil yang hanya kelihatan dengan mikroskop ( Bahasa Yunani: mikros = kecil, bios=hidup, logos= kata atau ilmu). Makhluk-makhluk kecil itu disebut mikroorganisme, mikroba, protista atau jasad renik. Nama bakteri itu berasal dari kata “bakterion” (Bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil (meskipun ada kecualinya), berbiak dengan pembelahan diri,serta demikian kecinya sehingga hanya tampak dengan mikroskop.
Pencemaran lingkungan akhir-akhir ini menjadi permasalahan global yang menuntut pengelolaan yang efektif dan efisien dalam waktu yang relatif cepat. Pencemaran lingkungan dapat terjadi karena adanya polutan industri, domestik, pertanian, peternakan, rumah sakit dan lain sebagainya. Pengelolaan pencemaran lingkungan bertujuan agar suatu kegiatan sedapat mungkin menghasilkan polutan sesedikit mungkin atau menjadikan polutan tersebut tidak berbahaya lagi sehingga tidak menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan. Pengelolaan tersebut dapat dilakukan secara fisik, kimia dan biologi. Pengelolaan lingkungan secara biologi dapat dilakukan dengan bantuan mikroba.
            Terdapat bakteri yang berperan dalam proses pengolahan limbah pabrik, salah satunya yaitu bakteri Sphareotilus natans. Sphareotilus natans adalah contoh bakteri yang terselubung yang sering dianggap sebagai jamur pada kotoran. Jasad ini biasanya dijumpai dalam air yang mengalir yang tercemar seperti saluran pembuangan kotoran dimana jumlahnya dapat mancapai kadar yang tinggi. Sphaerotilus natans termasuk dalam suku Chlamydobacteriaceae.

Klasifikasi Bakteri Sphaerotilus natans:
Kingdom         : Bacteria
Filum               : Proteobacteria
Class                : Betaproteobacteria
Ordo                : Bulkhordiales
Famili              : Comamonadaceae
Genus              : Sphaerotilus
Spesies            : Sphaerotilus natans
Bakteri ini berbentuk koloni berbentuk benang, kadang-kadang dengan cabang-cabang semu, dapat membentuk sel-sel kembar. Trikoma dengan percabangan semu. Selubung dapat mengandung besi. Habitat pada air tawar. Berkembang biak dengan konidia. Konidia dihasilkan oleh ujung trikoma. Setelah lepas dari selubung, konidia mengembara dengan flagel sampai mendapatkan substrat baru.
            Dalam Jurnal International yang diterbitkan oleh US National Library of Medicine Natinal Institute of Health , Sphaerotilus natans adalah anggota dari beta-1 subdivisi dari kelas Proteobacteria, terjadi terutama pada air mengalir, limbah, dan lumpur aktif. Bakteri berserabut ini ditandai dengan selubung tabung melampirkan sel berbentuk batang. Hal ini diketahui menyebabkan masalah teknologi, seperti pipa penyumbatan dan bulking dari lumpur aktif dalam pengolahan air limbah. Pada pengolahan air limbah, Untuk menguraikan zat organik menjadi anorganik yang stabil diperlukan mikroba aerob. Bakteri anaerob dapat memecah gula menjadi air, karbondioksida dan juga energi. Agar dapat bekerja secara maksimal, bakteri anaerob memerlukan suhu yang tinggi dan pada pH 6,5 – 8,5. Cara pengolahan air limbah ini mencakup 3 cara yaitu aerobik,anaerobik an fakultatif.
Banyak mikroba yang terdapat dalam air limbah meliputi mikroba aerob, anaerob, dan anaerob fakultatif yang umunya bersifat heterotrof. Mikroba tersebut kebanyakan berasal dari tanah dan saluran pencernaan. Bakteri colon (coliforms) terutama Escherichia coli sering digunakan sebagai indeks pencemaran air. Bakteri tersebut berasal dari saluran pencernaan manusia dan hewan yang dapat hidup lama dalam air, sehingga air yang banyak mengandung bakteri tersebut dianggap tercemar. Untuk mengurangi mikroba pencemar dapat digunakan saringan pasir atau trickling filter yang segera membentuk lendir di permukaan bahan penyaring, sehingga dapat menyaring bakteri maupun bahan lain untuk penguraian. Penggunaan lumpur aktif juga dapat mempercepat perombakan bahan organik yang tersuspensi dalam air. Biofilm (lapisan kumpulan mikroorganisme) berperan dalam pengolahan air limbah atau limbah cair baik pada lagoon system (sistem kolam), activated sludge system (sistem lumpur aktif), down flow sand filter system (sistem filter pasir aliran ke bawah) dan up flow sand filter system (sistem filter aliran ke atas). Metode Lumpur Aktif adalah salah satu metode yang digunakan untuk pengolahan limbah. Metode tersebut merupakan metode yang paling banyak dipakai dalam pengolahan limbah cair.


REFERENSI
Dwidjoseputro. 2010. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit Djambatan

Andre. Peran Mikroba dalam Pengolahan Limbah Lingkungan. file:///C:/Users/user/Pictures/PERAN%20MIKROBA%20DALAM%20PENGOLAHAN%20LIMBAH%20LINGKUNGAN%20_%20Rakyat%20Biologi.html Diakses pada tanggal 06-06-2015 pukul 15.30 WIB
Anonim.2013. Peranan Mikroba Dalam Bidang Industri. file:///C:/Users/user/Pictures/Peranan%20Mikroba%20Dalam%20Bidang%20Industri%20_%20Aquaqulture.html  Diakses pada tanggal 06-06-2015 Pukul 15.00 WIB
PMC. 1999. Morphological and Biochemical Properties of a Sphaerotilus sp. Isolated From Paper Mill Slimes. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC90997/     Diakses pada tanggal 06-06-2015 Pukul 14.30 WIB
Widyaningrum, Byantarsih. 2002. Dasar-Dasar Mikrobiologi Lingkungan. file:///C:/Users/user/Pictures/Mikrobiologi_Lingkungan_%20Dasar-Dasar%20Mikrobiologi%20Lingkungan.html. Diakses pada tanggal 06-06-2015 pukul 20.00 WIB

61 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Selamat malam, pada bakteri sphaerotilus natans ini memiliki trikoma, apakah fungsinya sama dengan trilomba yang ada pada tumbuhan? Dalam artikel anda anda mengutip “ Hal ini diketahui menyebabkan masalah teknologi (mungkin maksud anda ekologi) seperti pipa penyumbatan dan bulking”, namun pada paragraf sebelumnya anda mengatakan “terdapat bakteri yang berperan dalam proses pengolahan limbah pabrik, salah satunya yaitu bakteri sphareotilus natans”. Di sini saya merasa agak sedikit bingung sehingga saya ingin bertanya pada anda, apakah bakteri tersebut memiliki fungsi yang berlawanan jika berada pada ekosistem yang berbeda?

    BalasHapus
    Balasan
    1. eubacteria yg berbentuk benang disebut trikoma. Bentuk2 dan fungsi2 pada trikoma:
      a. Heterokista, berfungsi utk mengikat nitrogen.
      b. Akinet, berfungsi utk menyimpan cadangan makanan, mempertahankan diri pd kondisi lingkungan yg buruk
      c. Baeosit, berfungsi utk fotosintesis.
      sedangkan trikoma pada tumbuhan, yaitu derivat dari sel-sel epidermis.
      sumber : http://www.sridianti.com/ciri-ciri-cyanobacteria-bakteri-hijau-biru.html

      iya, jadi bakteri tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda jika berada pada ekosistem yang berbeda pula.

      Hapus
    2. ohh..seperti itu..dasar bakteri bermuka dua

      Hapus
  3. Selamat lebih tengah malam, super sekali isi artikel kakak adzkia, Sphareotilus natans adalah bakteri yang berperan dalam proses pengolahan limbah pabrik dan merupakan contoh bakteri yang terselubung yang sering dianggap sebagai jamur pada kotoran. Nah,, bagaimana efek jika bakteri tsb menginfeksi makanan? Mungkinkah hal itu terjadi? Terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sphaerotilus sp termasuk dari kelompok bakteri besi yang mampu mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri. sebagai contoh pada air jernih yang berasal dari air sumur atau sumber mata air dan sebagainya. Akibat kehadirannya, air sering berubah warna kalau disimpan lama yaitu warna kehitam-hitaman, kecoklat-coklatan, dan sebagainya.
      mohon maaf ya kalau kurang kongkrit :(

      Hapus
  4. Pada paragraf keempat pada artikel anda disebutkan bahwa ikroba yang terdapat dalam air limbah kebanyakan berasal dari tanah dan saluran pencernaan. Apakah Sphaerotilus natans juga berhabitat di saluran pencernaan ? Jika iya, apa perannya pada proses pencernaan manusia ? Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. dalam berbagai sumber ternyata benar bahwa sphaerotilus natans juga ada yang berhabitat di saluran pencernaan.
      namun, dalam berbagai sumber pula, tidak ada yang menjelaskan peranannya bakteri tersebut pada proses pencernaan manusia. hmmm terimakasih :(

      Hapus
  5. luar biasa sekali kakak atas artikelnya.... saya akhirnya tau seperri apa bakteri SPHAEROTILUS NATANS.... namun ada yang masih saya kurang paham.... Untuk menguraikan zat organik menjadi anorganik yang stabil diperlukan mikroba aerob. namun pada kalimat selanjutnya yang anda bahas adalah mikroba anaerob? mohon konfirmasinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mohon maaf sdri siti muslimah, mohon maaf itu hanya salah pengetikan huhuhu

      Hapus
    2. oalah kakak.... jadi yang benar adalah mikroba anaerob yah kak.... oke deh kak... terimakasih atas konfirmasinya....

      Hapus
  6. Assalamualaikum saudari luthfi, artikelnya sangat bagus dan menarik, namun ada sedikit pembahasan yang belum saya mengerti yaitu tentang bagaimana mekanisme bakteri Sphareotilus natans dalam mengolah limbah? Dan apa hasil akhir dari pengolahan limbah yang melibatkan bakteri trsbut.? Terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Metode lumpur aktif memanfaatkan miroorganisme (kurang lebih terdiri dari 95% bakteri dan sisanya protozoa, rotifer, dan jamur) sebagai katalis untuk mengurangkan material yang terkandung di dalam air limbah. Prose lumpur aktif merupakan proses aerasi (membutuhkan oksigen). Pada proses ini mikroba tumbuh dalam flok (lumpur) yang terdispesi sehingga terjadi proses degradasi. Proses ini berlangsung dalam reaktor yang dilengkapi recycle/umpan balik lumpur dan cairannya. Lumpur secara aktif mereduksi subsrat yang terkandung di dalam air limbah. Mikroorganisme sendiri selain menguraikan dan menghilangkan kandungan material, juga menjadikan material yang terurai tadi sebagai tempat berkembang biaknya. Metode pengolahan lumpur aktif (activated sludge) adalah merupakan proses pengolahan air limbah yang memanfaatkan proses mikroorganisme tersebut.

      Dengan menerapkan sistem lumpur aktif dalam pengolahan limbah ini didapatkan air bersih yang tidak lagi mengandung senyawa organik beracun dan bakteri yang berbahaya bagi kesehatan. Air tersebut dapat dipergunakan kembali sebagai sumber air untuk kegiatan industri selanjutnya. Diharapkan pemanfaatan sistem daur ulang air limbah akan dapat mengatasi permasalahan persediaan cadangan air tanah demi kelangsungan kegiatan industri dan kebutuhan masyarakat akan air.

      untuk lebih jelasnya, silahkan anda kunjungi sumber referensi saya di : file:///C:/Users/user/Pictures/Lumpur%20Aktif%20_%20Lintas%20Berita.html

      Hapus
  7. Assalamualaikum.
    berdasarkan artikel diatas, saudarai menyebutkan bahwa bakteri Spharotilus natans merupakan suku dari Chlamydobacteriaceae, tetapi pada klasifikasi ilmiah diatas saudari juga menyebutkan bahwa bakteri ini termasuk suku dari Comamonadaceae. mohon konfirmasinya?

    dan ingin sedikit menambahkan, selain bakteri tersebut berperan positif dalam pengolahan limbah, ternyata memiliki dampak negatif juga. berdasarkan jurnal yang saya baca pada http://digilib.bppt.go.id/sampul/IA_57.04.0704e.pdf, menyatakan bahwa suatu problem yang sangat mengganggu pada lumpur aktif adalah kurangnya kemampuan pengendapan dari floc lumpur aktif tersebut berhubungan dengan pertumbuhan bakteri yang menghasilkan floc yaitu Sphaerotilus natans.

    http://digilib.bppt.go.id/sampul/IA_57.04.0704e.pdf

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh iya pada klasifikasi mohon maaf yang benar yaitu suku chlamydobacteriaceae, terlihat dari berbagai sumber artikel dan jurnal yang telah di googling hehhee

      dan, terimakasih atas tambahan informasinya nuuu :)

      Hapus
    2. iya terima kasih atas informasinya, sehingga tidak membingungkan saya dalam mengetahui klasifikasi ilmiah dari bakteri tersebut :)

      Hapus
  8. selamat pagi dini hari kaka Luthfi :) artikelnya sangat menarik, setelah saya baca ulasan Anda, ada hal yang menarik perhatian saya, mengenai kalimat " Cara pengolahan air limbah ini mencakup 3 cara yaitu aerobik,anaerobik an fakultatif." lalu, dapatkah Anda menjelaskan bagaimana mekanisme dari cara-cara pengolahan limbah tersebut? mohon penjelasannya, terima kasih kaka Luthfi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. cara pengolahan limbah mencakup 3 cara :
      1. aerob
      proses pengolahan air limbah secara biologi aerob yaitu pengolahan air limbah yang mengandung bahan organik dengan mikroorganisme (bakteri) disertai dengan injeksi oksigen (udara) kedalam proses
      2. anaerob
      proses pengolahan limbah secara biologi anaerob yaittu pengolahan air limbah yang mengandung bahan organik dengan mikroorganisme (bakteri) tanpa injeksi oksigen (udara) kealam proses
      3. fakultatif
      proses pengolahan limbah secara biologi aerob dan anaerob yaitu pengolahan air limbah yang mengandung bahan organik dengan mikroorganise (bakteri) tanpa injeksi oksigen (udara) kedalam proses

      sumber : http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/JTK31241/document/Pertemuan_ke_6_BIOLOGI.pdf?cidReq=JTK31241

      Hapus
    2. waah, terima kasih kaka Upiw atas penjelasannya. :)

      Hapus
  9. Selamat pagi dini harii lagi kaka luthfi;) dari artikel anda ini ada yg ingin saya tanyakan yaitu tentang bagaimana si bakteri Sphareotilus natans ini memperoleh nutrisi untuk hidupnya? Terimakasihh

    BalasHapus
    Balasan
    1. berdasarkan sumber yang telah saya baca,bakteri sphaerotilus ini memperoleh nutrisinya daeri kandungan kandungan organik yang berasal dari limbah-limbah pabrik

      sumber : file:///C:/Users/user/Documents/Pengolahan%20limbah%20_%20Berita%20dan%20Fakta%20Ilmiah%20Harian.html

      Hapus
  10. setelah membaca artikel Anda di atas, mohon maaf, Saya masih belum faham peranan Sphaerotilus dalam pengolahan limbah, Pada pengolahan air limbah, "Untuk menguraikan zat organik menjadi anorganik yang stabil diperlukan mikroba aerob. Bakteri anaerob dapat memecah gula menjadi air, karbondioksida dan juga energi. Agar dapat bekerja secara maksimal, bakteri anaerob memerlukan suhu yang tinggi dan pada pH 6,5 – 8,5. Cara pengolahan air limbah ini mencakup 3 cara yaitu aerobik,anaerobik an fakultatif". apa maksud dari kalimat tersebut?,,
    Kemudian, bagaimana dengan peran negatif dari bakteri tersebut?, terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. cara pengolahan limbah mencakup 3 cara :
      1. aerob
      proses pengolahan air limbah secara biologi aerob yaitu pengolahan air limbah yang mengandung bahan organik dengan mikroorganisme (bakteri) disertai dengan injeksi oksigen (udara) kedalam proses
      2. anaerob
      proses pengolahan limbah secara biologi anaerob yaittu pengolahan air limbah yang mengandung bahan organik dengan mikroorganisme (bakteri) tanpa injeksi oksigen (udara) kealam proses
      3. fakultatif
      proses pengolahan limbah secara biologi aerob dan anaerob yaitu pengolahan air limbah yang mengandung bahan organik dengan mikroorganise (bakteri) tanpa injeksi oksigen (udara) kedalam proses

      sumber : http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/JTK31241/document/Pertemuan_ke_6_BIOLOGI.pdf?cidReq=JTK31241

      salah satu peran negatifnya :
      Dalam air baik yang kita anggap jernih, sampai terhadap air yang keadaannya sudah kotor atau tercemar, di dalamnya akan terkandung sejumlah ke-hidupan, yaitu misalnya yang berasal dari sumur biasa, sumur pompa, sumber mata-air dan sebagai-nya, di dalamnya terdiri dari bakteri, yaitu :
      Kelompok bakteri besi (misalnya Sphaerotilus) yang mampu mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri. Akibat kehadirannya, air sering berubah warna kalau disimpan lama yaitu warna kehitam-hitaman, kecoklat-coklatan, dan sebagainya.
      Kehadiran kelompok bakteri dan mikroalga tersebut di dalam air, dapat menyebabkan terjadinya penurunan turbiditas dan hambatan aliran, karena kelompok bakteri besi dan bele­rang dapat membentuk serat atau lendir. Akibat lainnya adalah terjadinya proses korosi (pengkaratan) terhadap benda-benda logam yang berada di dalamnya, men­jadi bau, berubah warna, dan sebagainya.

      untuk lebih jelasnya silahkan anda kunjungi alamat web : file:///C:/Users/user/Pictures/PERAN%20MIKROBA%20DALAM%20PENGOLAHAN%20LIMBAH%20LINGKUNGAN%20_%20Rakyat%20Biologi.html

      Hapus
  11. artikelnya manarik sekalai saudara lutfi, ternyata makluk kecil si "Sphaerotilus natans" ini bisa berperan dalam lingkungan kita yaa :) disini saaya ingin menanyakan selain sebagai pengelola limbah, adakah peran lainnya atau ada tidak peran negatif dari si kecil tersebut ? Terimakasih lutfi adz :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terkait pertanyaan dari sdri endah juga
      salah satu peran negatifnya :
      Dalam air baik yang kita anggap jernih, sampai terhadap air yang keadaannya sudah kotor atau tercemar, di dalamnya akan terkandung sejumlah ke-hidupan, yaitu misalnya yang berasal dari sumur biasa, sumur pompa, sumber mata-air dan sebagai-nya, di dalamnya terdiri dari bakteri, yaitu :
      Kelompok bakteri besi (misalnya Sphaerotilus) yang mampu mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri. Akibat kehadirannya, air sering berubah warna kalau disimpan lama yaitu warna kehitam-hitaman, kecoklat-coklatan, dan sebagainya.
      Kehadiran kelompok bakteri dan mikroalga tersebut di dalam air, dapat menyebabkan terjadinya penurunan turbiditas dan hambatan aliran, karena kelompok bakteri besi dan bele­rang dapat membentuk serat atau lendir. Akibat lainnya adalah terjadinya proses korosi (pengkaratan) terhadap benda-benda logam yang berada di dalamnya, men­jadi bau, berubah warna, dan sebagainya.

      untuk lebih jelasnya silahkan anda kunjungi alamat web : file:///C:/Users/user/Pictures/PERAN%20MIKROBA%20DALAM%20PENGOLAHAN%20LIMBAH%20LINGKUNGAN%20_%20Rakyat%20Biologi.html

      Hapus
  12. Assalamualaikum,
    Cukup menarik dari pembahasan artikel anda saudari Lutfi Azkia. Terkait bakteri Sphaerotilus natans, bahwa bateri tersebut merupakan kelas dari Proteobacteria. Yang ingin saya tanyakan, Adakah hubungannya bakteri ini dengan Proteobacteria?Dan Apakah bakteri ini juga dapat hidup dalam keadaan oksigen yang rendah?Jika ia, Tolong mengapa demikian?Jelaskan. Terimahkasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bakteri ini hidup dalam keadaan oksigen yang tinggi. karena bakteri aerob memerlukan suhu yang tinggi agar dapat bekerja maksimal. Ia memerlukan temperatur lebih tinggi dari sebelumnya jika ingin sampai pada reaksi yang diinginkan.Dan memiliki kebutuhan energi yang tinggi untuk prosesnya dengan tingkat pengolahan 60-90 persen.
      jadi kesimpulannya, agar dapat sampai pada reaksi yang dinginkan.

      Hapus
    2. sumber rujukan : http://musanto.web.id/tag/bakteri-nitrogen/

      Hapus
  13. Wahh menarik sekali artikel yang saudari lutfi buat ... Yang ingin sya tnyakan, dari semua kelebihannya , ada kah kerugian atau dampak negatif dr bakteri dphaerotilus natans ini di lingkungan ?? Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terkait pertanyaan dari sdri endah dan sri ratih juga
      salah satu peran negatifnya :
      Dalam air baik yang kita anggap jernih, sampai terhadap air yang keadaannya sudah kotor atau tercemar, di dalamnya akan terkandung sejumlah ke-hidupan, yaitu misalnya yang berasal dari sumur biasa, sumur pompa, sumber mata-air dan sebagai-nya, di dalamnya terdiri dari bakteri, yaitu :
      Kelompok bakteri besi (misalnya Sphaerotilus) yang mampu mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri. Akibat kehadirannya, air sering berubah warna kalau disimpan lama yaitu warna kehitam-hitaman, kecoklat-coklatan, dan sebagainya.
      Kehadiran kelompok bakteri dan mikroalga tersebut di dalam air, dapat menyebabkan terjadinya penurunan turbiditas dan hambatan aliran, karena kelompok bakteri besi dan bele­rang dapat membentuk serat atau lendir. Akibat lainnya adalah terjadinya proses korosi (pengkaratan) terhadap benda-benda logam yang berada di dalamnya, men­jadi bau, berubah warna, dan sebagainya.

      untuk lebih jelasnya silahkan anda kunjungi alamat web : file:///C:/Users/user/Pictures/PERAN%20MIKROBA%20DALAM%20PENGOLAHAN%20LIMBAH%20LINGKUNGAN%20_%20Rakyat%20Biologi.html

      Hapus
    2. makasih banyak atas jawabannya,.
      sangat bermanfaat,.. :)

      Hapus
  14. bakteri luar biasa, dan sangat menarik bagi saya namun ada sedikit yang ingin saya tanyakan mengenai bagaimana mekanisme metode lumpur aktif ?seberapa efektifkah metode ini? adakah efek yang ditimbulkan pada lingkungan? terimakasih luthfi^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lumpur aktif (activated sludge) adalah proses pertumbuhan mikroba tersuspensi yang pertama kali dilakukan di Ingris pada awal abad 19. Sejak itu proses ini diadopsi seluruh dunia sebagai pengolah air limbah domestik sekunder secara biologi. Proses ini pada dasarnya merupakan pengolahan aerobik yang mengoksidasi material organik menjadi CO2 dan H2O, NH4. dan sel biomassa baru. Udara disalurkan melalui pompa blower (diffused) atau melalui aerasi mekanik. Sel mikroba membentuk flok yang akan mengendap di tangki penjernihan (Gariel Bitton, 1994).
      Anna dan Malte (1994) berpendapat keberhasilan pengolahan limbah secara biologi dalam batas tertentu diatur oleh kemampuan bakteri untuk membentuk flok, dengan demikian akan memudahkan pemisahan partikel dan air limbah. Lumpur aktif adalah ekosistem yang komplek yang terdiri dari bakteri, protozoa, virus, dan organisme-organisme lain. Lumpur aktif dicirikan oleh beberapa parameter, antara lain, Indeks Volume Lumpur (Sludge Volume Index = SVI) dan Stirrd Sludge Volume Index (SSVI). Perbedaan antara dua indeks tersebut tergantung dari bentuk flok, yang diwakili oleh faktor bentuk (Shape Factor = S). Pada kesempatan lain Anna dan Malte (1997) menyatakan bahwa proses lumpur aktif dalam pengolahan air limbah tergantung pada pembentukan flok lumpur aktif yang terbentuk oleh mikroorganisme (terutama bakteri), partikel inorganik, dan polimer exoselular. Selama pengendapan flok, material yang terdispersi, seperti sel bakteri dan flok kecil, menempel pada permukaan flok. Pembentukan flok lumpur aktif dan penjernihan dengan pengendapan flok akibat agregasi bakteri dan mekanisme adesi. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa flokulasi dan sedimentasi flok tergantung pada hypobisitas internal dan eksternal dari flok dan material exopolimer dalam flok, dan tegangan permukaan larutan mempengaruhi hydropobisitas lumpur granular dari reaktor lumpur anaerobik.
      Frank et all (1996) mencoba menggambarkan bahwa dalam sistem pengolah lumpur aktif baik untuk domestik maupun industri mengandung 1-5% padatan total dan 95-99% bulk water (liqour ?). Pembuangan kelebihan lumpur merupakan proses yang mahal, dilakukan dengan mengurangi volume lumpur melalui proses pengepresan (dewatering). Pada bagian lain dinyatakan pula bahwa konsentrasi besi yang tinggi konsentrasi besi yang tinggi, 70-90% dalam bentuk Fe (III), ditemukan dalam lumpur aktif. akumulasi besi dapat berasal dari influent air limbah atau melalui penambahan FeSO4 yang digunakan untuk menghilangkan fosfor. Jumlah besi dalam lumpur aktif akan berkurang setelah memasuki kondisi anaerobik dan mungkin berasosiasi dengan adanya aktifitas bakteri heterotrofik. Berkurangnya fosfor dalam lumpur aktif dapat menyebabkan fosfor terlepas kedalam air. Jika ini terjadi merupakan potensi untuk terjadinya eutrofikasi pada perairan.
      Dewasa ini metode lumpur aktif merupakan metode pengolahan air limbah yang paling banyak dipergunakan, termasuk di Indonesia, hal ini mengingat metode lumpur aktif dapat dipergunakan untuk mengolah air limbah dari berbagai jenis industri seperti industri pangan, Perhotelan, Rumah tinggal, Sekolah, bahan Pabrik dan lain sebaginya.
      Dengan menerapkan sistem ini didapatkan air bersih yang tidak lagi mengandung senyawa organik beracun dan bakteri yang berbahaya bagi kesehatan. Air tersebut dapat dipergunakan kembali sebagai sumber air untuk kegiatan industri selanjutnya. Diharapkan pemanfaatan sistem daur ulang air limbah akan dapat mengatasi permasalahan persediaan cadangan air tanah demi kelangsungan kegiatan industri dan kebutuhan masyarakat akan air.

      untuk lebih jelasnya, silahkan anda kunjungi alamat web : file:///C:/Users/user/Pictures/Lumpur%20Aktif%20_%20Lintas%20Berita.html
      terimakasih

      Hapus
  15. alhamdulillah ilmu baru....
    seperti yang kita tau bahwa negara kita termasuk dalam negara yang mempunyai sungai yang tidak sehat, hal ini dikarenakan adanya pembuangan limbah pabrik dan limbah rumah tangga yang tidak disaring sehingga dapat menimbulkan berbagaimacam penyakit baru yang meresahkan masyarakat, seperti yang tertulis pada : http://books.google.co.id/books?id=UuHyLv3yn_UC&pg=PA4&lpg=PA4&dq=penyakit+akibat+limbah+cair&source=bl&ots=8fo0fAFLNP&sig=LZpEH8dRzxaymMUsnJHVfgUv_ts&hl=en&sa=X&ei=IPUaU8aBE8f-rAfD14DwBQ&redir_esc=y#v=onepage&q=penyakit%20akibat%20limbah%20cair&f=false.
    nah setelah saya membaca artikel anda, terfikirkan apakah bakteri sphaerotilus-natans bisa dijadikan solusi dengan fungsinya yang dapat mengolah limbah ? apakah bakteri ini dapat dikembangbiakan untuk mengurangi limbah yang ada ? terimakasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebagaimana kita ketahui banyak metode dalam pengolahan limbah salah satunya metode biologis dengan pemanfaatan lumpur aktif. Proses pengolahan limbah dengan metode Biologi adalah metode yang memanfaatkan mikroorganisme sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air limbah. Mikroorganisme sendiri selain menguraikan dan menghilangkan kandungan material, juga menjadikan material yang terurai tadi sebagai tempat berkembang biaknya. Metode pengolahan lumpur aktif (activated sludge) adalah merupakan proses pengolahan air limbah yang memanfaatkan proses mikroorganisme tersebut.
      jadi, kemugkinan dengan bantuan mikroorganisme tersebut, limbah-limbah yang ada di negeri ini dapat terkurangi.
      terimakasih

      lebih jelasnya, silahkan anda kunjungi alamat web : file:///C:/Users/user/Pictures/Lumpur%20Aktif%20_%20Lintas%20Berita.html

      Hapus
    2. terimakasih upi atas jawabannya, namun apakah pengembangbiakan bakteri yang berlebihan tidak merusak ekosistem yang ada ? bagaimana sebaiknya agar keadaan lingkungan tetap terjaga ...
      karena masyarakat kini mulai gerah dengan sungai sungai dan keadaan lingkungan yang kotor dan sangat memerlukan solusi yang cepat dan tepat. apakah ini bisa menjadi solusi ?

      Hapus
  16. bagus sekali artkelnya ka Luthfi ini, ada yang saya ingin tanyakan dari struktur morfologi Sphaerotilus natans yang memiliki trikoma, apakah fungsi trikoma tersebut sama dengan funsi trikoma pada tumbuhan atau ada fungsi lainnya?
    terimakasih....

    BalasHapus
    Balasan
    1. terkait dengan pertanyaan sdra abdan, bahwa
      eubacteria yg berbentuk benang disebut trikoma. Bentuk2 dan fungsi2 pada trikoma:
      a. Heterokista, berfungsi utk mengikat nitrogen.
      b. Akinet, berfungsi utk menyimpan cadangan makanan, mempertahankan diri pd kondisi lingkungan yg buruk
      c. Baeosit, berfungsi utk fotosintesis.
      sedangkan trikoma pada tumbuhan, yaitu derivat dari sel-sel epidermis.
      sumber : http://www.sridianti.com/ciri-ciri-cyanobacteria-bakteri-hijau-biru.html

      Hapus
  17. Mengenai artikel kk upii, ada yang ingin saya tanyakan. Kalimat ini "Bakteri anaerob dapat memecah gula menjadi air, karbondioksida dan juga energi. Agar dapat bekerja secara maksimal, bakteri anaerob memerlukan suhu yang tinggi dan pada pH 6,5 – 8,5. Cara pengolahan air limbah ini mencakup 3 cara yaitu aerobik,anaerobik an fakultatif" Saya masih kurang paham, dan bakteri Sphaerotilus natans ini merupakan bakteri anaerob/aerob/fakultatif? dan dapatkah bakteri tersebut melakukan pengolahan limbah dengan ketiga cara yang telah disebutkan dlm artikel?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe, jadi sphaerotilus natans ini merupakan bakteri aerob. bakteri aerob dapat memecah gula menjadi air, karbondioksida (CO2), dan energi. Oleh karena itu, saat ini, bakteri aerob banyak dimanfaatkan untuk pengolahan limbah-limbah cair yang dihasilkan dari pabrik-pabrik

      menurut sumber yang telah saya baca, bahwa bakteri sphaerotilus natans ini dapat melakukan pengolahan secara aerob. karena sphaerotilus berperan pada pengolahan limbah menggunakan metode lumpur aktif. Proses lumpur aktif adalah bentuk lain pengolahan sekunder aerobik
      file:///C:/Users/user/Documents/Pengolahan%20limbah%20_%20Berita%20dan%20Fakta%20Ilmiah%20Harian.html

      Hapus
    2. Ohh iya iyaa, aku baru paham kk upii, terimakasih atas penjelasannya :)

      Hapus
  18. assalamu'alaikum
    artikel yang menarik kk lutfi ,
    tapi sedikit yang ingin saya tanyakan bagaimana perkembangbiakan bakteri ini ?
    terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sphaerotilus berkembangrbiak dengan konidia. Konidia dihasilkan oleh ujung trikoma. Setelah lepas dari selubung, konidia mengembara dengan flagel sampai mendapatkan substrat baru.
      terimakasih :)

      Hapus
  19. Yang ingin saya tanyakan metabolisme bakteri tersebut seperti apa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sedikit ingin membantu menjawab pertanyaan dari saudara edo, jika bertanya tentang metabolisme sel, maka cakupannya sangat luas, namun singkatnya, Sphaerotilus ini tumbuh dengan baik di bawah konsentrasi oksigen yang rendah dan mampu memanfaatkan berbagai jenis senyawa karbon organik. Mereka dapat memproduksi polisakarida, gula, alkohol , atau asam organik lain sebagai sumber karbon. Sumber saya adalah https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Sphaerotilus

      Hapus
  20. Assalamualaikum
    Artikel anda ini membahas mengenai bakteri Sphaerotilus natans pada pengolahan limbah. Tetapi di dalam artikel anda, saya belum menemukan mengenai pembahasan cara bakteri Sphaerotilus natans mengolah limbah dan zat apa yang dihasilkan bakteri tersebut sehingga dapat mengolah limbah ? Mohon penjelasannya, terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Proses pengolahan limbah dengan metode Biologi adalah metode yang memanfaatkan mikroorganisme sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air limbah. Mikroorganisme sendiri selain menguraikan dan menghilangkan kandungan material, juga menjadikan material yang terurai tadi sebagai tempat berkembang biaknya. Metode pengolahan lumpur aktif (activated sludge) adalah merupakan proses pengolahan air limbah yang memanfaatkan proses mikroorganisme tersebut.
      Lumpur aktif (activated sludge) adalah proses pertumbuhan mikroba tersuspensi yang pertama kali dilakukan di Ingris pada awal abad 19. Sejak itu proses ini diadopsi seluruh dunia sebagai pengolah air limbah domestik sekunder secara biologi. Proses ini pada dasarnya merupakan pengolahan aerobik yang mengoksidasi material organik menjadi CO2 dan H2O, NH4. dan sel biomassa baru. Udara disalurkan melalui pompa blower (diffused) atau melalui aerasi mekanik. Sel mikroba membentuk flok yang akan mengendap di tangki penjernihan (Gariel Bitton, 1994).
      Anna dan Malte (1994) berpendapat keberhasilan pengolahan limbah secara biologi dalam batas tertentu diatur oleh kemampuan bakteri untuk membentuk flok, dengan demikian akan memudahkan pemisahan partikel dan air limbah. Lumpur aktif adalah ekosistem yang komplek yang terdiri dari bakteri, protozoa, virus, dan organisme-organisme lain. Lumpur aktif dicirikan oleh beberapa parameter, antara lain, Indeks Volume Lumpur (Sludge Volume Index = SVI) dan Stirrd Sludge Volume Index (SSVI). Perbedaan antara dua indeks tersebut tergantung dari bentuk flok, yang diwakili oleh faktor bentuk (Shape Factor = S). Pada kesempatan lain Anna dan Malte (1997) menyatakan bahwa proses lumpur aktif dalam pengolahan air limbah tergantung pada pembentukan flok lumpur aktif yang terbentuk oleh mikroorganisme (terutama bakteri), partikel inorganik, dan polimer exoselular. Selama pengendapan flok, material yang terdispersi, seperti sel bakteri dan flok kecil, menempel pada permukaan flok. Pembentukan flok lumpur aktif dan penjernihan dengan pengendapan flok akibat agregasi bakteri dan mekanisme adesi. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa flokulasi dan sedimentasi flok tergantung pada hypobisitas internal dan eksternal dari flok dan material exopolimer dalam flok, dan tegangan permukaan larutan mempengaruhi hydropobisitas lumpur granular dari reaktor lumpur anaerobik.

      sumber : file:///C:/Users/user/Pictures/Lumpur%20Aktif%20_%20Lintas%20Berita.html

      Hapus
  21. Assalamualaikum kk upi, saya ingin menambahkan sedikit informasi terkait limbah dan pengolahannya.
    Limbah (sering) juga memuat air yang berasal dari air hujan; ia mengandung zat dalam bentuk suspensi, larutan dan koloid.

    Bila dibuang langsung ke lingkungan, limbah dapat membahayakan. Sebagai contoh, ia bisa menjadi sumber infeksi – mendorong penyebaran penyakit yang disebarkan lewat air seperti kolera dan demam tifoid.

    Masalah lainnya adalah muatan bahan organiknya yang tidak dapat diluruhkan mahluk hidup. Dalam memetaboliskan nutrisi-nutrisi ini, sejumlah besar organisme limbah dapat dengan cepat menghabiskan oksigen di lokasi tercemar, khususnya jika lokasi itu adalah air yang tergenang atau bergerak lambat; perkembangan lingkungan menjadi mikroaerobik atau anaerobik, yang berarti habitat tidak dapat lagi mendukung organisme yang tergantung pada oksigen (misalnya ikan). Lebih lanjut, kondisi anaerobik memungkinkan pertumbuhan bakteri pereduksi belerang dan mikroorganisme lain yang produk metaboliknya memuat zat sulfida dan zat berbau busuk lainnya.

    Pengolahan limbah memiliki dua tujuan:

    1. Menghilangkan (atau mengurangi jumlah) patogen yang menyebabkan penyakit berbasis air, dan

    2. Menghilangkan kapasitas pengurangan oksigen di limbah, yaitu mengurangi BOD nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Informasi ini dilansir dari :
      http://www.faktailmiah.com/2010/10/04/pengolahan-limbah.html

      Hapus
    2. yaAllah terimakasih banyak nurrrrrrr hehehhe :*

      Hapus
  22. Assalamu'alaikum..
    Dalam artikel Anda, Anda menuliskan bahwa Sphareotilus natans adalah contoh bakteri yang terselubung yang sering dianggap sebagai jamur pada kotoran. Mengapa ia sering dianggap sebagai jamur? Mungkinkah ada beberapa ciri jamur yang ada pada bakteri tersebut?
    Terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam artikel ini dijelaskan beberapa metode, dan salah satunya
      metode lumpur aktif paling efektif untuk pengolahan limbah, Yang saya ingin tanyakan lalu apakah kaitan metode lumpur aktif dengan bakteri ini?

      Hapus
    2. Dalam artikel ini dijelaskan beberapa metode, dan salah satunya
      metode lumpur aktif paling efektif untuk pengolahan limbah, Yang saya ingin tanyakan lalu apakah kaitan metode lumpur aktif dengan bakteri ini?

      Hapus
    3. jadi begini sdri nining,
      Metode lumpur aktif memanfaatkan mikroorganisme sebagai katalis untuk mengurangkan material yang terkandung di dalam air limbah. Prose lumpur aktif merupakan proses aerasi (membutuhkan oksigen). Pada proses ini mikroba tumbuh dalam flok (lumpur) yang terdispesi sehingga terjadi proses degradasi. Proses ini berlangsung dalam reaktor yang dilengkapi recycle/umpan balik lumpur dan cairannya. Lumpur secara aktif mereduksi subsrat yang terkandung di dalam air limbah. Mikroorganisme sendiri selain menguraikan dan menghilangkan kandungan material, juga menjadikan material yang terurai tadi sebagai tempat berkembang biaknya. Metode pengolahan lumpur aktif (activated sludge) adalah merupakan proses pengolahan air limbah yang memanfaatkan proses mikroorganisme tersebut. mikroorganisme yang berperan dalam metode tersebut yaitu bakteri sphaerotilus natans
      untuk lebih jelasnya, silahkan anda kunjungi alamat web : file:///C:/Users/user/Pictures/Lumpur%20Aktif%20_%20Lintas%20Berita.html
      terimakasih

      Hapus
    4. buat pertanyaan dari sdri yolanda, mengapa sphaerotilus natans sering disebut jamur pada kotoran. menurut saya karena mikroba ini biasanya dijumpai dalam air mengalir yang tercemar seperti saluran pembuangan kotoran, dimana jumlahnya dapat mencapai kadar yang tinggi maka disebut jamur pada kotoran. dan istilah jamur pada kalimat tersebut mungkin hanya sebutan saja hehhe
      hehe mungkin seperti itu.

      Hapus
  23. Artikel sangat menarik dan menambah wawasan serta ilmu baru lagi mengenai bakteri non-fotosintetik. Saya pernah membaca artikel yang juga membahas tentang bakteri yang berkaitan dengan limbah, yaitu "Hyphomicrobium Si Pengolah Limbah Beracun" (http://nuraidaachsani.blogspot.com/2015/06/hyphomicrobium-si-pengolah-limbah.html). Yang ingin saya tanyakan apakah bakteri Sphareotilus natans ini juga dapat dimanfaatkan kinerjanya pada limba beracun seperti halnya Hyphomicrobium?
    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. pada bakteri sphaerotilus banyak ditemukan di air air yang tercemar limbah pabrik, limbah pabrik bersifat limbah yang beracun karena dapat mencemari lingkungan sekitar. jadi, menurut saya bakteri sphaerotilus ini kinerjanya dapat dimanfaatkan juga seperti bakteri hypomicrobium.
      terimakasih

      Hapus
  24. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus